Cara mudah membuat SPT Badan 2011

Posted on

Langkah Mudah Mengisi SPT Tahunan PPh Badan

Setelah batas waktu penyampaian SPT
Tahunan Orang Pribadi yang berakhir 31 Maret 2011 terlewati, sekarang
mungkin sampeyan lagi mumet ngisi SPT Tahunan PPh Badan yang batas waktu
terakhirnya 30 April 2011. Ndak usah panik kalo sampeyan mumet, karena
konon memang banyak orang mumet waktu liat formulir 1771 yang tebalnya
mencapai 25 halaman tersebut. Jadi tenang saja, karena temennya yang
sama-sama mumet banyak.
SPT PPh Badan untuk tahun pajak 2010
memang lebih tebal dari tahun-tahun sebelumnya karena banyak
lampiran-lampiran yang disertakan. Lampiran tersebut sebenarnya kadang
spesifik untuk Wajib Pajak dengan kriteria tertentu, misalnya ada
lampiran untuk Wajib Pajak yang mengadakan transaksi dengan penduduk
negara tax haven, ada lampiran untuk kompensasi kerugian, ada yang untuk
transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa, macem-macem.
Padahal belum tentu sampeyan termasuk dalam kriteria itu.
Seharusnya mumet sampeyan berkurang dengan tulisan di atas, karena artinya ndak semua halaman harus sampeyan isi.
Tapi kalo sampeyan masih tetep mumet, monggo diikuti langkah-langkah dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan berikut ini:
  1. Siapkan Bukti Pemotongan/Pemungutan Pajak oleh Pihak Ketiga, Laporan Keuangan dan Rincian Daftar Penyusutan/Amortisasi
    Bukti potong/pungut adalah pajak yang
    sudah dipotong/dipungut oleh lawan transaksi sampeyan selama tahun 2010,
    bisa mengurangi pajak yang harus sampeyan bayar. Laporan keuangan yang
    harus sampeyan siapkan minimal ada dua, yaitu Laporan Laba/Rugi dan
    Neraca. Sedangkan rincian daftar penyusutan/amortisasi bisa sampeyan
    liat bentuknya di lampiran 1-A SPT Tahunan PPh Badan yang sudah sampeyan
    ambil di kantor pajek, kalo ndak salah di lembar sembilan.
    Kalo sampeyan masih bingung jenis aset sampeyan masuk kelompok yang mana bisa diliat lampiran Keputusan Menteri Keuangan No 96/PMK.03/2009.
  2. Mengisi Rincian Kredit Pajak Dalam Negeri
    Silakan buka Lampiran III SPT 1771 yang
    ada di lembar kelima. Masukkan rincian daftar bukti potong/pungut dari
    pihak ketiga, lalu hitung total jumlahnya.

    Lampiran III 1771
    Kalo ndak ada?
    Ya ndak usah diisi.
    Kalo ndak cukup?
    Sampeyan boleh mbikin sendiri dengan bentuk seperti yang ada di situ.
  3. Mengisi Rincian Harga Pokok Penjualan dan Biaya Usaha
    Silakan sampeyan buka Lampiran II SPT
    1771 yang ada di lembar keempat. Masukkan rincian harga pokok penjualan
    dan rincian biaya yang ada di laporan keuangan sampeyan ke kolom-kolom
    yang ada di situ. Pilih yang jenis biayanya sama atau minimal mendekati
    perincian di kolom 2. Kalo misalnya biaya sampeyan ternyata ndak ada di
    rincian tersebut, monggo diisi di angka 11 (biaya lainnya).
    Setelah sampeyan masukkan semua silakan dijumlah totalnya pada angka 14 serta kolom 3,4,5, dan 6.
    Lampiran II 1771
  4. Mengisi Penghitungan Penghasilan Netto Fiskal
    Monggo dibuka Lampiran I SPT 1771 yang
    ada di lembar ketiga. Masukkan jumlah peredaran usaha alias omset
    sampeyan yang ada di laporan keuangan, juga harga pokok penjualan serta
    biaya-biaya yang tadi sudah sampeyan hitung di Lampiran II.
    Lampiran I 1771
    Masukkan juga koreksi fiskal apabila ada
    pengakuan penghasilan dan biaya pada laporan keuangan komersial yang
    berbeda dari laporan keuangan fiskal.
    Berbeda gimana maksudnya?
    Misalnya sampeyan liat di angka 5
    (penyesuaian fiskal positif), biaya yang dibebankan untuk kepentingan
    pemegang saham mungkin diakui di laporan keuangan sampeyan, tapi menurut
    orang pajek ndak boleh, maka harus dikoreksi.
    Setelah itu silakan sampeyan itung-itung sampe ketemu penghasilan netto fiskal di angka 8.
  5. Mengisi Induk SPT PPh Badan
    Selesai mengisi lampiran-lampiran
    sekarang waktunya ngisi Induk SPT alias halaman terdepan SPT PPh Badan.
    Penghasilan neto fiskal silakan diisi dengan hasil penghitungan yang
    sudah sampeyan lakukan di lampiran I.
    1771 Induk
    PPh terutang yang di angka 4 dicontreng yang mana?
    Untuk omset di atas 50 miliar pilih huruf
    a, untuk perseroan terbuka yang minimal 40% sahamnya dijual di bursa
    efek Indonesia pilih huruf b, sedangkan yang omsetnya “cuma” sampe 50
    miliar pilih huruf c. 
    Jangan lupa masukkan total kredit pajak
    dari lampiran III dan PPh pasal 25 yang sudah sampeyan bayar tiap bulan
    pada angka 8 dan 10. Setelah ketemu jumlah PPh yang kurang dibayar
    silakan disetor ke kantor pos atau bank persepsi terdekat.
    Kayaknya di tempat saya ndak ada bank yang namanya persepsi, jadi gimana?
    Bank persepsi itu maksudnya bank-bank yang menerima pembayaran pajek!
    Jangan lupa diisi juga penghitungan
    angsuran PPh Pasal 25 tahun berikutnya yang ada di lembar kedua SPT PPh
    Badan, setelah itu tandatangan dan kasih stempel perusahaan.
Sudah selesai pengisiannya?
Belum, sekarang tinggal ngisi remeh-temeh yang ada di lampiran SPT PPh Badan, antara lain:
  1. Lampiran 1771 – IV (Objek PPh Final dan Non Objek Pajak)
    Diisi kalo perusahaan sampeyan memperoleh penghasilan yang dipotong PPh final dan penghasilan yang ndak termasuk objek pajak.
  2. Lampiran 1771 – V (Daftar Pemegang Saham dan Pengurus/Komisaris)
    Ini termasuk lampiran yang wajib diisi,
    berupa daftar pemegang saham beserta jumlah dividen yang dibagikan,
    serta daftar pengurus dan komisaris.
  3. Lampiran Khusus 8A (Transkrip Laporan Keuangan)
    Ini juga wajib diisi, letaknya di bagian
    belakang, mulai lembar 18 sampe 25. Sampeyan liat di pojok atas kiri, di
    situ ditulis jenis-jenis usaha mulai dari perusahaan manufaktur sampai
    perusahaan pembiayaan. Isi lampiran yang sesuai dengan jenis usaha
    sampeyan.
    Diisi apa?
    Silakan sampeyan masukkan isi Neraca dari laporan keuangan sampeyan ke bagian I dan Laporan Laba Rugi ke bagian II.
Lampiran lainnya ndak perlu diisi?
Kalo isi SPT tahunan sampeyan lebih ruwet
dari yang di atas, saya asumsikan sampeyan sudah punya staf khusus buat
ngurusi pajek atau minimal ada konsultan yang sudah megang.
Sekarang SPT Tahunan PPh Badan sampeyan
siap dimasukkan ke amplop untuk dilaporkan ke kantor pajek terdekat.
Atau kalo sampeyan males bisa dimasukkan ke dropbox pajak terdekat, bisa
juga lewat pos kilat khusus atau jasa kurir macem Tiki dan
kawan-kawannya.
Semoga membantu, apabila ada yang masih
kurang jelas silakan dibaca-baca lagi buku petunjuk yang ada atau
hubungi account representative di kantor pajek tempat sampeyan
terdaftar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *